Psikologi humanistik atau disebut juga dengan nama psikologi kemanusiaan adalah suatu pendekatan yang multifaset terhadap pengalaman dan tingkah laku manusia, yang memusatkan perhatian pada keunikan dan aktualisasi diri manusia.
Ada beberapa konsep utama dari pendekatan humanistik eksistensial, yaitu :
· Kesadaran diri
Manusia
memiliki kesangguapan untuk menyadari diri sendiri. Suatu kesanggupan
yang unik dan nyata yang memungkinkan manusia mampu berfikir dan
memutuskan.
· Kebebasan, tanggung jawab dan kecemasan
Kesadaran atas kebebasan dan tanggung jawab bisa menimbulkan kecemasan yang menjadi atribut dasar bagi manusia.
· Penciptaan makna
Berusaha
untuk menemukan tujuan hidup dan menciptakan nilai-nilai yang akan
memberikan makna bagi kehidupan. Manusia memiliki kebutuhan untuk
berhubungan dengan sesamanya dalam suatu cara yang bermakna, sebab
manusia adalah makhluk yang rasional.
Psikologi
humanistik meliputi beberapa pendekatan untuk konseling dan
psikoterapi. Pada pendekatan-pendekatan awal ditemukan teori
perkembangan dari Abraham Maslow, yang menekankan pada hirarki kebutuhan
dan motivasi, psikologi eksistensial dari Rollo May yang mempelajari
pilihan-pilihan manusia dan aspek tragis dari keksistensian manusia, dan
terapi person-centered atau client-centered dari Carl Rogers, yang
memusatkan seputar kemampuan klien untuk mengarahkan diri sendiri
(self-direction) dan memahami perkembangan diri sendiri.
Pendekatan-pendekatan
lain dalam konseling dan terapi psikologi humanistik adalah Gestalt
therapy, humanistic psychotherapy, depth therapy, holistic
health, encounter groups, sensitivity training, marital and family
therapies,body work, dan the existential psychotherapy dari Medard Boss.
Teori humanisitk juga mempunyai pengaruh besar pada bentuk lain dari
terapi yang populer, seperti Harvey Jackins‘ Re-evaluation
Counselling dan studi dari Carl Rogers.
- Munculnya Gangguan
Ketika
kondisi-kondisi inti manusia mulai berubah, serta munculnya
kecemasan-kecemasan terus-menerus, tidak bisa mengaktualisasikan potensi
diri, dan tidak bisa menyadari potensi-potensi diri yang dimiliki.
- Tujuan Terapi
* Membantu individu menemukan nilai, makna, dan tujuan hidup manusia sendiri
* Menyajikan kondisi-kondisi untuk memaksimalkan kesadaran diri dan pertumbuhan
* Menghapus penghambat-penghambat aktualisasi potensi pribadi
* Membantu klien menemukan dan menggunakan kebebasan memilih dan bertanggung jawab atas arah kehidupan sendiri
*
Agar klien mengalami keberadaannya secara otentik dengan menjadi sadar
atas keberadaan dan potensi-potensi serta sadar bahwa ia dapat membuka
diri dan bertindak berdasarkan kemampuannya. Terdapat tiga karakteristik
dari keberadaan otentik: (1)menyadari sepenuhnya keadaan sekarang,(2) memilih bagaimana hidup pada saat sekarang, dan (3) memikul tanggung jawab untuk memilih.
- Peran Terapis
Tugas utama dari seorang terapis adalah berusaha memahami keberadaan
klien dalam dunia yang dimilikinya, membantu klien agar menyadari
keberadaanya dalam dunia danmenyadarkan konseling bahwa ia masih ada di dunia ini dan hidupnya dapat bermakna apabila ia bisa memaknainya.
C. Teknik terapi humanistik eksistensial
- Klien
didorong agar bersemangat untuk lebih dalam meberikan klien pemahaman
baru dan restrukturisasi nilai dan sikap mereka untuk mencapai kehidupan
yang lebih baik dan dianggap pantas.
- Klien dibantu dalam mengidentifikasi dan mengklarifikasi asumsi mereka terhadap dunia.
- Klien diajak mendefinisikan cara pandang agar eksistensi mereka diterima.
- Klien
diajak untuk berfokus untuk bisa melaksanakan apa yang telah mereka
pelajari tentang diri mereka, kemudian klien didorong untuk
mengaplikasikan nilai barunya dengan jalan yang konkrit, klien biasanya
akan menemukan kekuatan untuk menjalani eksistensi kehidupannya yang
memiliki tujuan.
Peran Centered Theraphy (Carl Rogers)
a. Konsep dasar pandangan Rogers tentang kepribadian
Tingkah
laku manusia hanya dapat dipahami dari bagaimana dia memandang realita
secara subyektif. Bahwa manusia mempunyai kemampuan untuk menentukan
nasibnya sendiri. Manusia itu Bebas, Rasional, Utuh, mudah berubah,
sebjektif, heterostatis, dan sukar di pahami. Tori Rogers adalah
memanusiakan manusia.
Konsep pokok yang mendasari adalah menyangkut konsep-konsep mengenai diri (self),
aktualisasi diri, teori kepribadian, dan hakekat kecemasan. Menurut
Roger konstruk inti terapi berpusat pada klien adalah konsep tentang
diri dan konsep menjadi diri atau pertumbuhan perwujudan diri.
b. Unsur-Unsur Terapi
- Munculnya gangguan
Terapi
terpusat pada klien yang dikembangkan oleh Carl R Rogers pada tahun
1942 bertujuan untuk membina kepribadian klien secara integral, berdiri
sendiri, dan mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah sendiri.
Kepribadian yang integral adalah struktur kepribadiannya tidak terpecah
artinya sesuai antara gambaran diri yang ideal (ideal-self) dengan kenyataan diri sebenarnya (actual-self).
Kepribadian yang berdiri sendiri atas dasar tanggung jawab dan
kemampuan. Tidak bergantung pada orang lain. Sebelum menentukan pilihan
tentu individu harus memahami dirinya (kekuatan dan kelemahan diri) dan
kemudian keadaan diri tersebut harus ia terima.
- Tujuan Terapi
· Mengurangi Defense pada klien dan klien akan lebih selaras serta terbuka pada pengalamannya;
· klien semakin realistis, objektif dan persepsi-persepsinya semakin luas;
· klien semakin efektif dalam memecahkan;
· Penyesuaian diri klien secara psikologis semakin mendekati optimal’
· Kepekaannya terhadap ancaman semakin berkurang karena keselarasan antara “self” dan pengalamannnya semakin meningkat.
- Peran Terapi
- Menggunakan dirinya sendiri sebagai alat untuk mengubah diri
- Berfungsi membangun iklim konseling yang menunjang pertumbuhan klien
- Peran terapis ini berakar pada cara-cara keberadaannya dan sikap-sikapnya bukan pada penggunaan teknik- tekniknya yang dirancang untuk menjadikan klien dapat berbuat sesuatu
- Membangun hubungan yang membantu dimana klien akan mengalami kebebasan yang diperlukan untuk mengekplorasi area hidupnya yang sekarang pengalaman Klien dalam proses Terapi.
- Tekhnik terapi
- Acceptance artinya konselor menerima klien sebagaimana adanya dengan segala masalahnya. Jadi sikap konselor adalah menerima secara netral.
- Congruence artinya karakteristik konselor adalah terpadu, sesuai kata dengan perbuatan dan konsisten.
- Understanding artinya konselor harus dapat secara akurat dan memahami secara empati dunia klien sebagaimana dilihat dari dalam diri klien itu.
- Nonjudgemental artinya tidak member penilaian terhadap klien, akan tetapi konselor selalu objektif.
- Konsep dasar pandangan Frankl tentang kepribadian
- Kebebasan kemauan
- Kemauan akan arti, dan
- Arti kehidupan.
- Unsur-unsur terapi
- Munculnya gangguan
- Tujuan terapi
- Peran terapis
- Menjaga hubungan yang akrab dan pemisahan ilmiah.
- Mengendalikan filsafat pribadi
- Terapis bukan guru atau pengkhotbah
- Memberi makna lagi pada hidup
- Memberi makna lagi pada penderitaan
- Menekankan makna kerja
- Menekankan makna cinta
- Tekhnik-tekhnik terapis
- Paradoxical Intention (pembalikan keinginan)
- De-reflection (meniadakan perenungan)
- Bimbingan Rohani
- Ekstensial Analisis
Penekanan
masalah ini adalah dalam hal filosofis dan sikap konselor ketimbang
teknik, dan mengutamakan hubungan konseling ketimbang perkataan dan
perbuatan konselor. Implementasi teknik konseling didasari oleh paham
filsafat dan sikap konselor tersebut. Karena itu teknik konseling Rogers
berkisar antara lain pada cara-cara penerimaan pernyataan dan
komunikasi, menghargai orang lain dan memahaminya (klien). Karena itu
dalam teknik digunakan sifat-sifat konselor berikut :
III. Logotherapy (Frankl)
Frankl
adalah seorang psikiater yang pernah mengalami masa-masa sulit dalam
sebuah pengasingan, hingga akhir ia menemukan sebuah arti dalam
kehidupannya. Prinsipnya adalah bagaimana kita dapat menerima dan
menemukan arti dari sebuah situasi yang kita tidak mungkin dapat
mengubahnya. Karya Frankl tentang pentingnya kemauan akan arti untuk
eksistensi manusia, suatu sistem yang dinamakan logotherapy.
Logotherapi
berbicara tentang arti dari eksistensi manusia dan kebutuhan manusia
akan arti, juga teknik-teknik terapeutis khusus untuk menemukan arti
dalam kehidupan. Awalnya logotherapy adalah suatu metode psikoterapi
untuk menangani orang-orang yang kehidupannya kehilangan arti.
Logotherapy lebih merupakan teknik daripada teori. Teori tentang kodrat
manusia, dibangun dalam tiga tiang yaitu :
Frankl
belajar bahwa manusia dapat kehilangan segala sesuatu yang dihargainya
kecuali kebebasan manusia yang sangat fundamental yaitu kebebasan untuk
memilih suatu sikap atau cara bereaksi terhadap nasib kita, kebebasan
untuk memlilih cara kita sendiri. Frankl percaya bahwa arti dapat
ditemukan dalam semua situasi, termasuk penderitaan dan kematian. Frankl
berasumsi bahwa hidup ini adalah penderitaan, tetapi untuk menemukan
sebuah arti dalam penderitaan maka kita harus terus menjalani dan
bertahan untuk tetap hidup.
Frankl
menyatakan pentingnya dorongan dalam mencari sebuah arti untuk
eksistensi manusia sebagai suatu sistem, yang kemudian disebut
logoterapy. Logoterapy kemudian menjadi model psikoterapinya.
Menurut Frankl, keadaan dimana seorang individu kekurangan arti dalam kehidupan disebut sebagai kondisi noőgenic neurosis. Inilah keadaan yang bercirikan tanpa arti, tanpa maksud, tanpa tujuan dan hampa. Menurut Frankl, individu semacam ini berada dalam kekosongan eksistensial (existential vacuum), suatu kondisi yang menurut keyakinan Frankl adalah lumrah dalam zaman modern.
Menurut Frankl, keadaan dimana seorang individu kekurangan arti dalam kehidupan disebut sebagai kondisi noőgenic neurosis. Inilah keadaan yang bercirikan tanpa arti, tanpa maksud, tanpa tujuan dan hampa. Menurut Frankl, individu semacam ini berada dalam kekosongan eksistensial (existential vacuum), suatu kondisi yang menurut keyakinan Frankl adalah lumrah dalam zaman modern.
Logoterapi menggunakan teknik tertentu untuk mengatasi phobia (rasa
takut yang berlebihan), kegelisahan, obsesi tak terkendali dari pemakai
obat-obatan terlarang. Selain itu juga termasuk untuk mengatasi
kenakalan remaja, konsultasi terhadap masalah memilih pekerjaan dan
membantu semua masalah dalam kehidupan.Jika dikaitkan dengan konseling
maka Konseling logoterapi suatupendekatan yang digunakan untuk membantu
individu mengatasi masalah ketidakjelasan makna dan tujuan hidup, yang
sering menimbulkan kehampaan dan hilangnya gairah hidup. Konseling
logoterapi berorientasi pada masa depan (future oriented) dan berorientasi pada makna hidup (meaning oriented).
Terapi Logo (Logo Therapy) bertujuan agar dalam masalah yang dihadapi klien dia bisa menemukan makna dari penderitaan dan kehidupan serta cinta.
Dengan penemuan itu klien akan dapat membantu dirinya sehingga bebas dari masalah tersebut.
Menurut Semiun (2006) terdapat beberapa peranan terapis:
Teknik paradoxical intention pada dasarnya memanfaatkan kemampuan mengambil jarak (self detachment) dan kemampuan mengambil sikap terhadap kondisi diri sendiri (biologis dan psikologis) dan lingkungan.
Derefleksi memanfaatkan kemampuan transendensi diri (self-transcendence)
yang ada pada setiap manusia dewasa. Artinya kemampuan untuk
membebaskan diri dan tak memperhatikan lagi kondisi yang tak nyaman
untuk kemudian lebih mencurahkan perhatian kepada hal-hal lain yang
positif dan bermanfaat.
Bimbingan
rohani kirannya bisa dilihat sebagai ciri paling menonjol dari
logoterapi sebagai psikoterapi berwawasan spiritual. Sebab bimbingan
rohani merupakan metode yang secara eksklusif diarahkan pada unsur
rohani atau roh, dengan sasaran pemenuhan makna oleh individu atau
pasien melalui realisasi nilai-nilai terakhir yang bisa ditemuinya,
nilai-nilai bersikap. Jelasnya bimbingan rohani merupakan metode yang
khusus digunakan pada penanganan kasus dimana individu dalam penderitaan
karena penyakit yang tidak bisa disembuhkan atau nasib buruk yang tidak
bisa diubahnya, tidak lagi mampu berbuat selain menghadapi dengan cara
mengembangkan sikap yang tepat dan positif terhadap penderitaan itu.
Terapi
eksistensial bertujuan agar klien mengalami keberadaannya secara
otentik dengan menjadi sadar atas keberadaan dan potensi-potensi serta
sadar bahwa ia dapat membuka diri dan bertindak berdasarkan kemampuannya. Dalam
analisis eksistensial, psikolog tidak mengarahkan, membimbing, atau
menilai klien berdasarkan praduga-praduga. Tugas psikolog hanyalah
membantu klien menjadi dirinya yang otentik.
Sumber-Sumber
- http://disini-blogku.blogspot.com/2011/01/abraham-harold-maslow-teori-