Pengertian Psikoterapi
Psikoterapi secara umum merupakan
sebuah proses terapi penyembuhan psikologis terkait dengan gangguan jiwa
atau mental yang dilakukan dengan interaksi antara dua individu sebagai
klien dan psikolog.
Menurut Corsini (1989) psikoterapi
merupakan proses formal dan interaksi antara dua pihak yang memiliki
tujuan untuk memperbaiki keadaan yang tidak menyenangkan (distress)
karena malfungsi seperti pada fungsi
kognitif dan fungsi afektif.
Tujuan Psikoterapi
Berikut merupakan tujuan psikoterapi melalui beberapa pendekatan beberapa bidang psikologi , yaitu :
a. psikodinamika : untuk membuat
sesuatu yang tidak disadari menjadi dapat disadari dengan kata lain,
membantu klien menghidupkan kembali pengalaman-pengalaman yang sudah
lewat dan bekerja melalui konflik yang ditekan melalui pemahaman
intelektual.
b. psikoanalisis : membantu klien menghidupkan kembali
pengalaman-pengalaman yang sudah lewat melalui konflik-konflik yang
ditekan melalui pemahaman intelektual.
c. behavioristik : bertujuan untuk menghilangkan kesalahan
dalam belajar, mengganti dengan pola-pola perilaku yang lebih sesuai dan
belajar perilaku yang efektif.
d. gestalt : untuk membantu klien memperoleh pemahaman mengenai pengalaman-pengalamannya.
Unsur-unsur Psikoterapi
Masserman (dalam Residen Bagian Psikiatri, 2007) telah melaporkan tujuh
parameter pengaruh dasar yang mencakup unsur-unsur lazim pada semua
jenis psikoterapi. Dalam hal ini termasuk peran sosial (“martabat”)
psikoterapis, hubungan (persekutuan terapiutik), hak, retrospeksi,
re-edukasi, rehabilitasi, resosialisasi, dan rekapitulasi. Unsur-unsur
psikoterapiutik dapat dipilih untuk masing-masing pasien dan
dimodifikasi dengan berlanjutnya terapi.
Sedangkan secara umum unsur-unsur atau komponen dari psikoterapi yang utama adalah
a. Terapis : orang yang melakukan serangkaian terapi untuk membantu penyembuhan klien
b. Klien : seseorang atau sekelompok orang yang akan melakukan serangkaian terapi untuk penyembuhan
c. Proses : proses pelaksanaan terapi yang dilakukan terapis kepada klien.
Perbedaan Psikoterapi dengan Psikologi Konseling
Psikoterapi merupakan interaksi
sistematis antara dua individu yaitu pasien dan terapis dengan
menggunakan prinsip-prinsip psikologi untuk mengatasi tingkah laku
abnormal dan masalah patologis tetapi tidak menggunakan obat karena
wewenang pemberian obat hanya pada psikiater bukan pada psikolog.
Sedangkan konseling memberikan
alternatif-alternatif, membantu klien dalam melepaskan dan merombak
pola-pola lama, memungkinkan melakukan proses pengambilan keputusan dan
menemukan pemecahan yang tepat terhadap masalah, konseling juga menunjuk
pada proses dimana klien diberikan kesempatan untuk mengeksplorasi diri
yang bisa mengarah pada peningkatan kesadaran dan kemungkinan
memilih.Konseling biasanya fokus pada masalah yang tidak bersifat
klinis, patologis dan berat.
Pendekatan terhadap mental illness
a) Biological
Meliputi keadaan mental organik, penyakit afektif, psikosis dan penyalahgunaan zat.
b) Psychological
Meliputi suatu peristiwa yang efeknya terhadap perfungsian yang buruk,
pasca-traumatic, krisis perkembangan, gangguan pikiran dan respons
emosional penuh stress yang ditimbulkan
c) Sosiological
Meliputi kesukaran pada sistem dukungan sosial, makna sosial dari gejala dan masalah keluarga.
d) Philosophical
Dalam pendekatan ini dasar falsafahnya tetap ada, yakni menghagai sistem
nilai yang dimiliki oleh klien, sehingga tidak ada istilah keharusan
atau pemaksaan.
Bentuk-bentuk utama terapi
Terapi
Supportive : Suatu bentuk terapi alternatif yang
mempunyai tujuan untuk menolong pasien beradaptasi dengan baik terhadap suatu
masalah yang dihadapi dan untuk mendapatkan suatu kenyamanan hidup terhadap
gangguan psikisnya.
Psikoterapi suportif (atau
supresif atau non spesifik)Tujuan psikoterapi jenis ini ialah:
- Menguatkan
daya tahan mental yang dimilikinya
- Mengembangkan mekanisme daya tahan mental yang baru dan yang lebih
baik untuk mempertahankan fungsi pengontrolan diri. (
Maramis, 2005)
- Meningkatkan
kemampuan adaptasi lingkungan (Anonym , 2001)
- Mengevaluasi
situasi kehidupan pasien saat ini, beserta kekuatan serta kelemahannya,
untuk selanjutnya membantu pasien
melakukan perubahan realistik apa saja yang memungkinkan untuk
dapat berfungsi lebih baik (Tomb, 2004).
Cara-cara
psikoterapi suportif antara lain sebagai berikut:
·
Persuasi atau bujukan (persuasion)
- Sugesti
- Penjaminan
kembali ( reassurance)
·
Bimbingan dan penyuluhan
·
Terapi kerja
·
Hipno-terapi dan narkoterapi
·
Psikoterapi kelompok
·
Terapi prilaku
Terapi
Reeducative : Untuk mencapai pengertian tentang
konflik-konflik yang letaknya lebih banyak di alam sadar, dengan usaha
berencana untuk menyesuaikan diri.
Terapi
Reconstuctive : Untuk
mencapai pengertian tentang konflik-konflik yang letaknaya dialam tak sadar,
dengan usaha untuk mendapatkan perubahan yang luas daripada struktur
kepribadian dan pengluasan pertumbuhan kepribadian dengan pengembangan potensi
penyesuaian diri yang baru.
Cara-cara
psikoterapi rekonstruktif antara lain :
Psikoanalisa freud dan Psikoanalisa non freud
psikoterapi yang berorientasi kepada psikoanalisa dengan cara : asosiasi bebas,
analisis mimpi, hipoanalisa/sintesa, narkoterapi, terapi main, terapi kelompok
analitik. 1. Beberapa jenis psikoterapi suportif semua dokter kiranya harus
dapat melakukan psikoterapi suportif jenis katarsis, persuasi, sugesti,
penjaminan kembali, bimbingan dan penyuluhan (konseling) kembali memodifikasi tujuan dan membangktikan serta
memprgunakan potensi kreatif yang ada. Cara-cara psikoterapi reduktif antara
lain :
-
Terapi hubungan antar manusi (relationship therapy)
-
Terapi sikap (attitude therapy)
-
Terapi wawancara ( interview therapy)
-
Analisan dan sinthesa yang distributif (terapi
psikobiologik Adolf meyer)
-
Konseling terapetik
-
Terapi case work
-
Reconditioning
-
Terapi kelompok yang reduktif
-
Terapi somatic
Terapi Psikoanalisis ( Sigmund Freud)
1. Konsep dasar psikoanalisa
a. Kesadaran : Menurut Freud, kehidupan jiwa memiliki tiga tingkatan kesadaran, yakni sadar (conscious), prasadar (preconscious), dan tak-sadar (unconscious).
Konsep dari teori Freud yang paling terkenal adalah tentang adanya alam
bawah sadar yang mengendalikan sebagian besar perilaku.
b. Struktur Kepribadian : Freud membagi kepribadian dalam 3 struktur yaitu
- ID
Id adalah satu-satunya komponen
kepribadian yang hadir sejak lahir. Aspek kepribadian sepenuhnya sadar
dan termasuk dari perilaku naluriah dan primitif. Menurut Freud, id
adalah sumber segala energi psikis, sehingga komponen utama kepribadian.
Id didorong oleh prinsip kesenangan,
yang berusaha untuk kepuasan segera dari semua keinginan, keinginan, dan
kebutuhan. Jika kebutuhan ini tidak puas langsung, hasilnya adalah
kecemasan negara atau ketegangan.
- EGO
Ego adalah komponen kepribadian yang
bertanggung jawab untuk menangani dengan realitas. Menurut Freud, ego
berkembang dari id dan memastikan bahwa dorongan dari id dapat
dinyatakan dalam cara yang dapat diterima di dunia nyata. Fungsi ego
baik di pikiran sadar, prasadar, dan tidak sadar.
Ego bekerja berdasarkan prinsip
realitas, yang berusaha untuk memuaskan keinginan id dengan cara-cara
yang realistis dan sosial yang sesuai. Prinsip realitas beratnya biaya
dan manfaat dari suatu tindakan sebelum memutuskan untuk bertindak atas
atau meninggalkan impuls.
- SUPEREGO
Superego adalah aspek kepribadian yang menampung semua standar
internalisasi moral dan cita-cita yang kita peroleh dari kedua orang tua
dan masyarakat – kami rasa benar dan salah. Superego memberikan pedoman
untuk membuat penilaian.
Unsur-Unsur Terapi
a. Muncul gangguan
Terapis berusaha memunculkan penyebab-penyebab yang menjadi akar
permasalahan dari klien, untuk lebih mengenal karakteristik penyebab
gangguan tersebut, kemudian terapis, memperkuat kondisi psikis dari diri
klien, sehingga apabila klien mengalami gangguan yang serupa, diri
klien akan lebih siap menghadapi dan mencari solusi dengan cepat.
b. Tujuan terapi
Terfokus kepada upaya penguatan diri klien, agar dikemudia hari
apabila klien mengalami problem yang sama, maka klin akan lebih siap.
c. Peran terapis
Membantu klien dalam mencapai kesadaran diri, kejujuran, keefektifan
dalam melakukan hubungan personal dalam menangani kecemasan secara
realistis, membangun hubungan kerja dengan klien, dengan banyak
mendengar & menafsirkan, terapis memberikan perhatian khusus pada
penolakan-penolakan klien, mendengarkan kesenjangan dan pertentangan
pada cerita klien.
Teknik-teknik terapi
a. Free Association ( asosiasi bebas )
Asosiasi bebas sebagai teknik utama dalam psikoanalisis. Salah satu pasien Freud, menyebut metode free association sebagai
“penyembuhan dengan bicara”. Maksudnya suatu metode terapi yang
dirancang untuk memberikan kebebasan secara total kepada pasien dalam
mengungkapkan segala apa yang terlintas dibenaknya, termasuk
mimpi-mimpi, berbagai fantasi, dan hal-hal konflik dalam dirinya tanpa
diagenda, dikomentari, ataupun banyak dipotong, apalagi disensor.
Asosiasi bebas merupakan suatu metode pemanggilan kembali
pengalaman-pengalaman masa lampau dan pelepasan emosi-emosi yang
berkaitan dengan situasi traumatis masa lalu, yang kemudian dikenal
dengan katarsis. Asosiasi merupakan salah satu dari peralatan
dasar sebagai pembuka pintu keinginan, khayalan, konflik, serta
motivasi yang tidak disadari. Dalam tehnik ini Freud menggunakan
Hipnotis untuk mendapatkan data-data dari klien mengenai hal-hal yang
dia pikirkan dialam bawah sadarnya, dengan tehnik ini klien dapat
mengutarakan apapun yang dia rasakan tanpa ada yang disembunyikan
sehingga psikoterapis dapat menganalisis masalah apa yang sebenarnya
terjadi pada klien. Penerapan metode ini dilakukan dengan posisi klien
berbaring diatas dipan/sofa sementara terapis duduk dibelakangnya,
sehingga tidak mengalihkan perhatian klien pada saat-saat
asosiasinya mengalir dengan bebas. Dalam hal ini terapis fokus bertugas
untuk mendengarkan, mencatat, menganalisis bahan yang direpres,
memberitahu/membimbing pasien memperoleh insight (dinamika yang mendasari perilaku yang tidak disadari).
b. Analisis Transference : Transferensi adalah pengalihan sikap, perasaan dan khayalan pasien.
Transferensi muncul dengan sendirinya dalam proses terapeutik pada saat
dimana kegiatan-kegiatan klien masa lalu yang tak terselesaikan dengan
orang lain, menyebabkan dia mengubah masa kini dan mereaksi kepada
analisis sebagai yang dia lakukan kepada ibunya atau ayahnya ataupun
siapapun. Transferensi berarti proses pemindahan emosi-emosi yang
terpendam atau ditekan sejak awal masa kanak-kanak oleh pasien kepada
terapis. Dalam keadaan neurosis, merupakan pemuasan libido klien yang
diperoleh melalui mekanisme pengganti atau lewat kasih sayang yang
melekat dan kasih sayang pengganti. Transferensi dinilai sebagai alat
yang sangat berharga bagi terapis untuk menyelidiki ketidaksadaran
pasien karena alat ini mendorong klien untuk menghidupkan kembali
berbagai pengalaman emosional dari tahun-tahun awal kehidupannya. Teknik
analisis transferensi dilakukan agar klien mampu mengembangkan
tranferensinya guna mengungkap kecemasan-kecemasan yang dialami pada
masa lalunya (masa anak-anak), sehingga terapis punya kesempatan untuk
menginterpretasi tranferen. Dan pada teknik ini terapis menggunakan
sifat-sifat netral, objektif, anonim, dan pasif serta tidak memberikan
saran. Transferensi pada tahap yang paling kritis berefek abreaksi
(pelepasan tegangan emosional) pada pasien.
c. Analisis Resisten
Resistensi adalah sesuatu yang melawan kelangsungan terapi dan mencegah
klien mengemukakan bahan yang tidak disadari. Selama asosiasi bebas dan
analisis mimpi, klien dapat menunjukkan ketidaksediaan untuk
menghubungkan pikiran, perasaan, dan pengalaman tertentu. Freud
memandang bahwa resistensi dianggap sebagai dinamika tak sadar yang
digunakan oleh klien sebagai pertahanan terhadap kecemasan yang tidak
bisa dibiarkan, yang akan meningkat jika klien menjadi sadar atas
dorongan atau perasaan yang direpres tersebut. Analisis dan penafsiran
resistensi, ditujukan untuk membantu klien agar menyadari alasan-alasan
yang ada dibalik resistensi sehingga dia bisa menanganinya, terapis meminta klien menafsirkan resistensi. Tujuannya
adalah mencegah material-material mengancam yang akan memasuki
kesadaran klien, dengan cara mencegah klien mengungkapkan hal-hal yang
tidak disadarinya.
d. Analisis Mimpi
Studi Freud yang mendalam tentang mimpi melahirkan pandangan-pandangan
kritisnya tentang hal ini. Baginya mimpi merupakan perwujudan dari
materi atau isi yang tidak disadari, yang memasuki kesadaran lewat yang
tersamar dan bersifat halusinasi atas keinginan-keinginan yang terpaksa
ditekan. Mimpi memiliki dua taraf, yaitu isi laten dan isi manifes. Isi
laten terdiri atas motif-motif yang disamarkan, tersembunyi, simbolik,
dan tidak disadari. Karena begitu menyakitkan dan mengancam, maka
dorongan-dorongan seksual dan perilaku agresif tak sadar
ditransformasikan ke dalam isi manifes yang lebih dapat diterima, yaitu
impian yang tampil pada si pemimpi sebagaimana adanya. Bagian teori
tentang mimpi yang paling hakiki dan vital bagi Freud adalah adanya
kaitan antara distorsi mimpi dengan suatu konflik batiniah atau semacam
ketidakjujuran batiniah. Oleh karena itu Freud mencetuskan teknik
analisis mimpi. Analisis mimpi merupakan prosedur yang penting untuk
membuka hal-hal yang tidak disadari dan membantu klien untuk memperoleh
pemahaman kepada masalah-masalah yang belum terpecahkan. Selama tidur,
pertahanan-pertahanan melemah, sehingga perasaan-perasaan yang direpres akan
muncul ke permukaan, meski dalam bentuk lain. Freud memandang bahwa
mimpi merupakan “jalan istimewa menuju ketidaksadaran”, karena melalui
mimpi tersebut hasrat-hasrat, kebutuhan-kebutuhan, dan ketakutan tak
sadar dapat diungkapkan. Pada teknik ini biasanya para psikoterapis
memfokuskan mimpi-mimpi yang bersifat berulang, menakutkan dan sudah
pada taraf mengganggu. Tugas terapis adalah mengungkap makna-makna yang
disamarkan dengan mempelajari simbol-simbol yang terdapat dalam
isi manifes. Di dalam proses terapi, terapis juga dapat meminta klien
untuk mengasosiasikan secara bebas sejumlah aspek isi manifes impian
untuk mengungkap makna-makna yang terselubung.
Sumber-Sumber :
http://yesimariati.blogspot.com/2013/04/bentuk-bentuk-utama-dalam-terapi.html
http://zydarizqian9.blogspot.com/2013/04/makalah-teori-konseling-psikoanalisis.html
http://nurainiajeeng.wordpress.com/2013/03/17/terapi-psikoanalisa/
http://belajarpsikologi.com/struktur-kepribadian-id-ego-dan-superego-sigmund-freud/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar