a. Definisi Manajemen
Berikut adalah beberapa definisi menurut beberapa ahli :
- R.Terry : Manajemen merupakan suatu proses khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya.
- Mary Parker Folle : Manajemen adalah suatu seni, karena untuk melakukan suatu pekerjaan melalui orang lain dibutuhkan keterampilan khusus. Hal ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi.
- Encylopedia of the Social Science : Manajemen adalah suatu proses dengan mana pelaksanaan suatu tujuan tertentu diselenggarakan dan diawasi.
- Ricky W. Griffin : Manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.
- Henry Fayol : Manajemen mengandung gagasan lima fungsi utama yaitu , merancang, mengorganisasi, memerintah, mengoordinasi, dan mengendalikan.
b. Definisi Kepemimpinan
Berikut beberapa definisi kepemimpinan menurut beberapa ahli ;
- George R. Terry (yang dikutip dari Sutarto, 1998 : 17)
Kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam diri seseorang atau pemimpin, mempengaruhi orang lain untuk bekerja secara sadar dalam hubungan tugas untuk mencapai tujuan yang diinginkan. - Kartini Kartono (1994 : 48)
Kepemimpinan itu sifatnya spesifik, khas, diperlukan bagi satu situasi khusus. Sebab dalam suatu kelompok yang melakukan aktivitas¬aktivitas tertentu, dan mempunyai suatu tujuan serta peralatan¬peralatan yang khusus. Pemimpin kelompok dengan ciri-ciri karakteristik itu merupakan fungsi dari situasi khusus. - John W. Gardner (1990)
Kepimpinan sebagai proses Pemujukan di mana individu-individu meransang kumpulannya meneruskan objektif yang ditetapkan oleh pemimpin dan dikongsi bersama oleh pemimpin dan pengikutnya.
Teori situasional kontingensi Fiedler menyatakan bahwa efektivitas kelompok tergantung pada kesatuan yang tepat antara gaya pemimpin ( pada dasarnya ukuran trait ) dan tuntutan situasi. Fiedler menganggap kontrol situasional yaitu sejauh mana seorang pemimpin dapat menentukan apa yang akan kelompok mereka lakukan untuk menjadi faktor kontingensi utama dalam menentukan efektivitas perilaku pemimpin .Model kontingensi Fiedler adalah model dinamis dimana karakteristik pribadi dan motivasi pemimpin dikatakan berinteraksi dengan situasi saat kelompok menghadapinya . Dengan demikian, model kontingensi menandai pergeseran jauh dari kecenderungan untuk atribut efektivitas kepemimpinan dengan kepribadian sendiri ( Forsyth , 2006) .
Menurut Fiedler, ada tiga faktor utama yang mempengaruhi kesesuaian situasi dan ketiga faktor ini selanjutnya mempengaruhi keefektifan pemimpin. Ketiga faktor tersebut adalah hubungan antara pemimpin dan bawahan (leader-member relations), struktur tugas (the task structure) dan kekuatan posisi (position power).
Gaya kepemimpinan fiedler :
- Kepemimpinan berorientasi-tugas
- Kepemimpinan berorientasi-hubungan
Faktor-faktor situasional :
- Hubungan pemimpin-anggota
- Struktur tugas
- Position power
Hubungan
antara pemimpin dan bawahan menjelaskan sampai sejauh mana pemimpin itu
dipercaya dan disukai oleh bawahan, dan kemauan bawahan untuk mengikuti
petunjuk pemimpin. Sedangkan mengenai struktur tugas harus menjelaskan sampai sejauh mana
tugas-tugas dalam organisasi didefinisikan secara jelas dan sampai
sejauh mana definisi tugas-tugas tersebut dilengkapi dengan petunjuk
yang rinci dan prosedur yang baku. Kekuatan posisi(position power) menjelaskan sampai
sejauh mana kekuatan atau kekuasaan yang dimiliki oleh pemimpin karena
posisinya diterapkan dalam organisasi untuk menanamkan rasa memiliki
akan arti penting dan nilai dari tugas-tugas mereka masing-masing.
Kekuatan posisi juga menjelaskan sampai sejauh mana pemimpin misalnya
menggunakan otoritasnya dalam memberikan hukuman dan penghargaan,
promosi dan penurunan pangkat (demotions).
Contohnya
dalam kehidupan sehari-hari adalah Ketua umum organisasi "A" akan
mengumpulkan anggota-anggotanya untuk mengambil suatu keputusan apabila
akan mengadakan kegiatan baksos ke suatu tempat yang terkena bencana
alam. Hal itu dimaksudkan agar apa yang menjadi keputusan
anggota-anggotanya dapat membantu ketua untuk mengambil keputusan apa
yang dibutuhkan untuk kegiatan tersebut sehingga kegiatan tersebut dapat
berjalan dengan baik. Walaupun apa yang sudah dibahas oleh
anggota-anggotnya akan dipertimbangkan lagi oleh ketua dan hal tersebut
akan sangat membantu. d. Model Kepemimpinan Normatif Vroom & Yetton
Vroom
& Yetton mengembangkan tujuh gaya (dari A sampai G) pembuatan
keputusan manajemen dengan memberikan 13 alternatif saran mana yang
cocok diterapkan dalam situasi yang berbeda. Artinya, dengan melihat
situasi disarankan keputusan gaya yang cocok.
Berikut
ini disajikan lima gaya pengambilan keputusan yang disarankan Vroom
& Yetton lengka dengan tingkat partisipasi bawahannya.
Gaya 1. Tetapkan keputusan sendiri dengan menggunakan informasi yang ada saat itu. Partisipasi bawahan tidak ada.
Gaya 2.
Dapatkan informasi dari bawahan dan selesaikan masalah oleh kita
sendiri. Tidak perlu memberitahukan kepada bawahan apa yang menjadi
masalah ketika meminta informasi kepada mereka, peran yang diharapkan
dari bawahan hanya merupakan sumber informasi dan bukan mengemban
alternative penyelesaian. Partisipasi bawahan rendah.
Gaya 3.
Ikut sertakan bawahan yang bersangkutan dengan masalah, minta ide dan
sarannya secara sendiri-sendiri. Kemudian ambil keputusan, baik sendiri
atau tidak disertai pengaruh dan saran-saran bawahan. Partisipasi
bawahan sedang.
Gaya 4.
Ikut sertakan bawahan sebagai satu kelompok, dapatkan ide dan saran
dari mereka. Kemudian ambil keputusan sendiri disertai pengaruh dan
saran bawahan. Partisipasi bawahan tinggi.
Gaya 5.
Ikut sertakan bawahan sebagai suatu kelompok dalam memecahkan masalah.
Bersama mereka kembangkan dan evaluasi alternatif. Usahakan mencapai
consensus. Anda sebagai pemimpin berperan sebagai ketua. Tidak
dibenarkan mempengaruhi kelompok dengan apa yang hendak anda putuskan
dan anda bersedia untuk menerima dan melaksanakan setiap keputusan
kelompok. Partisipasi bawahan sangat tinggi.
Gambar berikut menyajikan alternatif saran mana yang cocok untuk mengambil keputusan diterapkan dalam situasi yang berbeda.
e. Path-Goal theory
Path-Goal Theory atau
model arah tujuan ditulis oleh House (1971) menjelaskan kepemimpinan
sebagai keefektifan pemimpin yang tergantung dari bagaimana pemimpin
memberi pengarahan, motivasi, dan bantuan untuk pencapaian tujuan para
pengikutnya. Path-Goal Theory, berpendapat bahwa efektifitas pemimpin
ditentukan oleh interaksi antara tingkah laku pemimpin dengan
karakteristik situasi (House 1971).
1. Menurut House, tingkah laku pemimpin dapat dikelompokkan dalam 4 kelompok:
Supportive leadership (menunjukkan perhatian terhadap kesejahteraan bawahan dan menciptakan iklim kerja yang bersahabat)
Supportive leadership (menunjukkan perhatian terhadap kesejahteraan bawahan dan menciptakan iklim kerja yang bersahabat)
2. Directive leadership (mengarahkan bawahan untuk bekerja sesuai dengan peraturan, prosedurdan petunjuk yang ada),
3. Participative leadership (konsultasi dengan bawahan dalam pengambilan keputusan)
4. Achievement-oriented leadership (menentukan tujuan organisasi yang menantang dan menekankan perlunya kinerja yang memuaskan).
Menurut
Path-Goal Theory, dua variabel situasi yang sangat menentukan
efektifitas pemimpin adalah karakteristik pribadi para bawahan/karyawan
dan lingkungan internal organisasi seperti misalnya peraturan dan
prosedur yang ada. Walaupun model kepemimpinan kontingensi dianggap
lebih sempurna dibandingkan modelmodel sebelumnya dalam memahami aspek
kepemimpinan dalam organisasi, namun demikian model ini belum dapat
menghasilkan klarifikasi yang jelas tentang kombinasi yang paling
efektif antara karakteristik pribadi, tingkah laku pemimpin dan variabel
situasional.
Contohnya
: Seorang direktur akan mengadakan rapat
terlebih dahulu jika akan menjalin hubungan kerja dengan perusahaan
lain. Sehingga dengan demikian sang direktur akan meminta bawahannya
untuk mengadakan rapat dan membahas tentang apa yang akan
dipresentasikan di depan kliennya. Dan setelah itu sang direktur pun
akan memutuskan dan memberikan perintah kepada bawahannya untuk bekerja
semaksimal mungkin akan pekerjaan tersebut dan sesuai apa yang telah
diperintahkan.
Perencanaan , Penetapan dan Manajemen
a. Definisi Perencanaan Manajemen
Perencanaan
merupakan salah satu fungsi pokok manajemen yang pertama harus
dijalankan. Sebab tahap awal dalam melakukan aktivitas perusahaan
sehubungan dengan pencapaian tujuan organisasi perusahaan adalah dengan
membuat perencanaan.
Perencanaan manajemen dikemukakan oleh Erly Suandy (2001:2) sebagai berikut :
“Secara umum perencanaan merupakan proses penentuan tujuan organisasi
(perusahaan) dan kemudian menyajikan (mengartikulasikan) dengan jelas
strategi-strategi (program), taktik-taktik (tata cara pelaksanaan
program) dan operasi (tindakan) yang diperlukan untuk mencapai tujuan
perusahaan secara menyeluruh.”
b.Langkah - langkah dalam menyusun perencanaan manajemen
- Menetapkan tugas dan tujuan
- Observasi dan analisa
- Mengadakan kemungkinan-kemungkinan, seperti kemungkinan besar biaya, lamanya penyelesaian, dan efektivitas-efektivitas lainnya
- Menentukan sintesa (alternatif dari kemungkinan-kemungkinan)
c. Manfaat perencanaan dalam suatu organisasi
- Perencanaan strategik dapat memperkuat “critical mass” menjadi tim yang kompak, karena diarahkan untuk menganut nilai-nilai pokok, sistem utama, dan tujuan bersama.Critical mass merupakan kelompok tenaga inti suatu organisasi yang memiliki motivasi, “aptidute” dan pengetahuan mendasar (profound knowledge) untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas organisasi.
- Perencanaan strategik dapat membantu untuk mengoptimisasikan “performance” organisasi. “performance” organisasi meningkat apabila seluruh fungsi atau bagian organisasi bekerjasama secara serasi.
- Perencanaan strategik dapat membantu pimpinan untuk selalu memusatkan perhatian dan menganut kerangka bagi perbaikan secara kontinu.
- Perencanaan strategik memberikan pedoman bagi pengambilan keputusan sehari-hari.
- Perencanaan strategik selalu memberi kemudahan dalam mengukur kemajuan organisasi, yaitu dalam usaha mencapai tujuannya untuk memperbaiki kualitas dan produktivitas.
- rencana jangka panjang (long term plan) : rencana yang memiliki jangka waktu 5 tahun lebih
- rencana jangka pendek (short term plan) : rencana yang memiliki jangka waktu kurang lebih 1 sampai 3 tahun
Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen
http://aco-xstralen.blogspot.com/2009/05/konsep-20-pengertian-manajemen-menurut.html
http://kepemimpinan-fisipuh.blogspot.com/2009/03/definisi-kepemimpinan.html
http://en.wikipedia.org/wiki/Fiedler_contingency_model
http://rizkiafandi.blogspot.com/2012/04/teori-kepemimpinan-kontingensi-path.html
http://www.kajianpustaka.com/2012/10/pengertian-dan-fungsi perencanaan.html#.UlvFPq4dp68
http://lebak-kauman.blogspot.com/2013/02/perencanaan-dan-rencana-dalam-kegiatan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar