A. Pengorganisasian Struktur Manajemen
1. Pengertian Struktur Organisasistruktur adalah suatu cara yang disusun atau dibangun untuk suatu tujuan tertentu , sedangkan organisasi adalah suatu wadah untuk tempat berkumpulnya minimal dua orang atau lebih untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
jadi, struktur Organisasi adalah Suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian secara posisi yang ada pada perusahaaan dalam menjalin kegiatan operasional untuk mencapai tujuan.
contoh bagan struktur organisasi Pusdiklat
Pengorganisasian sebagai fungsi dari manajemen
Fungsi dari manajemen menurut beberapa ahli :
a. Henry Fayol
Henry Fayol pada awal abad ke-20. Ketika itu, ia menyebutkan lima fungsi manajemen, yaitu merancang, mengorganisir, memerintah, mengordinasi, dan mengendalikan. Namun saat ini, kelima fungsi tersebut telah diringkas menjadi tiga yaitu :
1. Perencanaan (planning)
2. Pengorganisasian (organizing)
3. Pengarahan (directing)
• Perencanaan (Planning).
• Pengorganisasian (Organizing).
• Pengawasan (Controlling).
• Pelaksanaan (Activating).
berdasarkan pendapat diatas , organisasi terlihat sebagai fungsi yang cukup penting bagi manajemen, dengan Organizing dimaksud mengelompokan kegiatan yang diperlukan, yakni penetapan susunan organisasi serta tugas dan fungsi-fungsi dari setiap unit yang ada dalam organisasi, serta menetapkan kedudukan dan sifat hubungan antara masing-masing unit tersebut.
Organisasi atau pengorganisasian dapat pula dirumuskan sebagai keseluruhan aktivitas manajemen dalam mengelompokan orang-orang serta penetapan tugas, fungsi, wewenang, serta tanggung jawab masing-masing dengan tujuan terciptanya aktivitas-aktivitas yang berdaya guna dan berhasil guna dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu.
Struktur dalam organisasi dibagi menjadi dua yaitu :
a) Struktur Formal
Hubungan-hubungan antar pribadi didalam organisasi formal digambarkan jelas tidak tergantung pada kebutuhan-kebutuhan mereka.
dalam hal kepemimpinan para pemimpin
dirancang dan ditentukan dalam formal serta muncul dan dipilih dalam
informal. organisasi formal mengendalikan perilaku karyawan melalui
penghargaan dan hukuman.
b) Struktur InformalStruktur informal adalah hubungan pribadi dalam organisasi yang mempengaruhi putusan di dalam organisasi tersebut tetapi ditiadakan dari skema formal dan tidak sesuai dengan struktur formal organisasi.
Organisasi informal tumbuh karena berbagai faktor baik ekstern
(pendidikan, umur, senioritas, jenis kelamin, latar belakang etnis dan kepribadian), maupun intern (jabatan, upah, jadwal kerja, mobilitas, dan simbol status)
Manfaat Struktur Fungsional dan Struktur Divisional
Struktur fungsional
Dalam struktur organisasi
fungsional, setiap manajer yang mempunyai spesialisasi fungsional menggantikan
tempat dan peranan si pemilik perusahaan. Transisi menuju spesialisasi ini
membutuhkan sebuah perubahan substansial dalam gaya manajemen pimpinan
perusahaan. Sebagai organisasi yang menumbuhkan dan mengembangkan sejumlah
produk dan pasar yang berkaitan, struktur organisasi ini secara teratur berubah
untuk merefleksikan spesialisasi yang lebih besar. Untuk mengetahui format
struktur organisasi fungsional, lihat gambar berikut.
Struktur Organisasi Fungsional
Sumber : Samuel C. Certo
& J.Paul Peter, Strategic Management, McGraw-Hill, 1990, p.125.
Struktur organisasi fungsional
ini mempunyai beberapa kelebihan, antara lain:
- Efisiensi melalui spesialisasi
- Komunikasi dan jaringan keputusannya relatif sederhana
- Mempertahankan tingkat pengendalian strategi pada level manajemen puncak
- Dapat mendelegasi keputusan operasional sehari-hari
- Mempermudah pengukuran output dan hasil dari setiap fungsi
Sedangkan
kekurangan dari struktur organisasi fungsional
adalah:
- Menyebabkan spesialisasi yang sempit
- Dapat mendorong timbulnya persaingan dan konflik antar fungsi
- Mengakibatkan sulitnya koordinasi di antara bidang-bidang fungsional
- Dapat menyebabkan tingginya biaya koordinasi antar fungsi
- Identifikasi karyawan dengan kelompok spesialis dapat membuat perubahan menjadi sulit
- Membatasi pengembangan keterampilan manajer yang lebih luas
Struktur Divisional
Ketika perusahaan berkembang,
perusahaan mulai memfokuskan perhatiannya pada pengelolaan berbagai lini produk
di berbagai industri dan mendesentralisasikan wewenangnya dalam pengambilan
keputusan. Ketika perusahaan mulai melakukan akuisisi dan mengembangkan berbagai
produk baru dalam industri dan pasar yang berbeda, biasanya mengubah strukturnya
menjadi struktur organisasi yang terdiri dari beberapa divisi. Tiap-tiap
divisi dapat beroperasi sendiri-sendiri dibawah pengarahan seorang manajer
divisi yang bertanggungjawab langsung kepada CEO. Dalam struktur organisasi
divisional, manajer divisi dapat mengembangkan strategi untuk masing-masing
divisinya dan mungkin saja mereka menghadapi persaingan yang berbeda dengan
divisi lainnya sehingga strategi yang ditempuh mungkin juga berbeda dengan
divisi lainnya. Pada organisasi divisional, divisi-divisi tersebut dapat menjadi
tempat yang baik untuk melatih para manajer muda. Selain itu juga merupakan
tempat yang baik dalam mengembangkan intuisi kewiraswastaan serta
meningkatkan sejumlah pusat inisiatif dalam suatu perusahaan.
Untuk mengetahui format struktur organisasi divisional,
perhatikan gambar berikut.
Struktur Organisasi Divisional
Sumber : Samuel C. Certo
& J.Paul Peter, Strategic Management, McGraw-Hill, 1990, p.125.
Sebagaimana struktur organisasi
yang lain, struktur organisasi divisional ini juga mempunyai beberapa kelebihan
dan kekurangan. Adapun kelebihan struktur organisasi divisional antara lain:
- Koordinasi antarfungsi menjadi lebih mudah dan cepat
- Mempunyai fleksibilitas pada struktur perusahaan
- Spesialisasi pada setiap divisi dapat dipertahankan
- Kesempatan karir lebih terbuka
- Menimbulkan kompetisi di dalam organisasi
- Beban rutin CEO berkurang sehingga mempunyai waktu untuk keputusan strategis
Sedangkan
kekurangan struktur organisasi divisional antara lain:
- Mengkibatkan turunnya komunikasi antara spesialisasi funsional
- Sangat potensial untuk menimbulkan persaingan antar divisi
-
Pendelegasian yang besar dapat menimbulkan masalahB. Actuating Dalam ManajemenPengeritan Actuating ManagementDari seluruh rangkaian proses manajemen, pelaksanaan (actuating) merupakan fungsi manajemen yang paling utama. Dalam fungsi perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak berhubungan dengan aspek-aspek abstrak proses manajemen, sedangkan fungsi actuating justru lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang-orang dalam organisasi
Dalam hal ini, George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa actuating merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu juga ingin mencapai sasaran-sasaran tersebut.
Dari pengertian di atas, pelaksanaan (actuating) tidak lain merupakan upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian agar setiap karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan peran, tugas dan tanggung jawabnya. Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pelaksanan (actuating) ini adalah bahwa seorang karyawan akan termotivasi untuk mengerjakan sesuatu jika :
(1) Merasa yakin akan mampu mengerjakan,
(2) Yakin bahwa pekerjaan tersebut memberikan manfaat bagi dirinya,
(3) Tidak sedang dibebani oleh problem pribadi atau tugas lain yang lebih penting, atau mendesak,
(4) Tugas tersebut merupakan kepercayaan bagi yang bersangkutan dan
(5) Hubungan antar teman dalam organisasi tersebut harmonis.Fungsi Pengarahan (Actuating)
Pengarahan merupakan hubungan manusia dalam kepemimpinan yang
mengikat para bawahan agar bersedia mengerti dan menyumbangkan tenaganya
secara etektit serta efisien dalam pencapaian tujuan suatu organisasi. Di dalam
manajemen, pengarahan ini bersifat sangat kompleks karena disamping menyangkut
manusia juga menyangkut berbagai tingkah laku dari manusia-manusia itu sendiri.
Manusia dengan berbagai tingkah lakunya yang berbeda-beda. Ada beberapa prinsip
yang dilakukan oleh pimpinan perusahaan dalam melakukan pengarahan yaitu :
1. Prinsip mengarah kepada tujuan
2. Prinsip keharmonisai dengan tujuan
3. Prinsip kesatuan komando
Pada umumnya pimpinan menginginkan pengarahan kepada bawahan dengan
maksud agar mereka bersedia untuk bekerja sebaik mungkin, dan diharapkan tidak
menyimpang dari prinsip-prinsip di atas.Cara-cara pengarahan yang dilakukan dapat berupa :
1. Orientasi
Merupakan cara pengarahan dengan memberikan informasi yang perlu supaya
kegiatan dapat dilakukan dengan baik.
2. Perintah
Merupakan permintaan dri pimpinan kepada orang yang berada di bawahnya
untuk melakukan atau mengulangi suatu kegiatan tertentu pada keadaan
tertentu.
3. Delegasi wewenang
Dalam pendelegasian wewenang ini pimpinan melimpahkan sebagian dari
wewenang yang dimilikinya kepada bawahannya.
Menurut Kurniawan (2009) prinsip-prinsip dalam penggerakan/actuating
antara lain:
·
Memperlakukan pegawai dengan sebaik-baiknya
·
Mendorong pertumbuhan dan perkembangan manusia
·
Menanamkan pada manusia keinginan untuk melebihi
·
Menghargai hasil yang baik dan sempurna
·
Mengusahakan adanya keadilan tanpa pilih kasih
·
Memberikan kesempatan yang tepat dan bantuan
yang cukup
·
Memberikan dorongan untuk mengembangkan potensi
dirinya
Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Struktur_organisasi
http://www.manajemenn.web.id/2011/07/struktur-organisasi-informal.html
http://machdans-manajemen.blogspot.com/2011/06/actuating.html
http://www.ut.ac.id/html/suplemen/ekma5309/fproses_certob2.htm
http://www.ut.ac.id/html/suplemen/ekma5309/fproses_certob3.htm
http://denisarbiyanto.blogspot.com/2011/09/pengertian-organisasi-manajemen-dan.html
http://nonvivit.blogspot.com/2013/10/prinsip-actuating-dan-mencapai.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar